
NUSANTARA – Tagar #KalimantanBukanTanahKosong viral di media sosial. Seruan itu datang dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kalimantan yang menolak keras program transmigrasi dalam RPJMN 2025–2029.
Melalui akun Instagram resmi, mereka menyuarakan keresahan. Menurut mereka, narasi “tanah kosong” mengabaikan eksistensi masyarakat lokal.
“Kami menolak dianggap tak ada. Kami menolak dilupakan,” tulis pernyataan BEM.
Tanah Borneo Bukan Ruang Kosong
BEM menyatakan bahwa Kalimantan bukan lahan kosong yang bisa diisi sesuka hati. Pulau ini adalah rumah bagi budaya, ekosistem, dan sejarah panjang.
Mereka tidak menolak pembangunan. Namun, BEM menuntut keadilan dan pelibatan masyarakat adat serta lokal dalam setiap proyek pemerintah.
“Jangan jadikan kami penonton di tanah sendiri,” tegas mereka.
Kritik terhadap RPJMN dan Transmigrasi Tematik
Pemerintah pusat menetapkan Desa Cahaya Baru di Barito Kuala sebagai salah satu dari 45 kawasan transmigrasi prioritas nasional. Kawasan ini akan mendukung ketahanan pangan dan pembangunan luar Jawa.
Pemerintah juga mendorong transmigrasi tematik. Program ini bukan hanya soal pemindahan penduduk, tapi juga bagian dari pembangunan pusat pertumbuhan baru. Namun, BEM menilai pendekatan itu belum adil dan minim partisipasi warga lokal.
“Transmigrasi yang tidak berpihak hanya akan menciptakan luka baru,” tulis mereka.
Seruan Ini Jadi Sorotan Nasional
Aksi digital ini menuai dukungan luas. Banyak warganet dan aktivis menyuarakan pentingnya transparansi dan partisipasi lokal dalam setiap kebijakan pembangunan.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Kementerian terkait soal protes ini.(Far)
📍 NETIZEN BORNEO – Suara Kalimantan, Suara Kita Semua
🌐 Website: www.netizenborneo.com
📲 IG & Threads: @netizen_neo
🎥 TikTok: @netizen__neo
📩 Email Redaksi: netizen.neo@hotmail.com
📱 WhatsApp Redaksi: 0896-4642-1855