BALIKPAPAN — Proses seleksi calon taruna dan taruni Akademi Kepolisian (Akpol) di Kalimantan Timur tahun ini disorot tajam. Sejumlah laporan dari masyarakat menyebut adanya dugaan ketidakfairan dalam penilaian, terutama setelah dua peserta pria mencatat lonjakan nilai tak wajar.
Kedua calon taruna tersebut sebelumnya dikenal sebagai siswa dengan prestasi akademik biasa. Namun, saat seleksi Akpol, nilai mereka melonjak tajam, terutama pada tes akademik dan psikologi.
“Nilai mereka tiba-tiba menonjol luar biasa. Padahal saat SMA, mereka bukan siswa unggul,” ujar seorang orang tua peserta, yang meminta namanya tidak disebut.
Menurutnya, nilai akhir salah satu peserta bahkan menembus angka 81, lebih tinggi dari rata-rata nasional.
“Ini mencurigakan. Saat tes matematika dengan materi tingkat tinggi seperti kalkulus dan logaritma, casis berinisial JRA mencetak nilai 85. Anehnya, tak ada coretan di kertas kerja yang disediakan. Seolah semua jawaban muncul otomatis di layar,” tambahnya.
Polwan Lolos Diduga Tak Penuhi Syarat Tinggi Badan
Kejanggalan juga muncul dari jalur penerimaan calon taruni (Polwan). Salah satu peserta perempuan dilaporkan lolos meski tinggi badannya di bawah batas minimal 163 cm, seperti diatur dalam regulasi penerimaan terbaru.
“Kalau tinggi badan saja bisa dilonggarkan, publik pantas bertanya: bagian mana lagi dari seleksi ini yang bisa dinegosiasikan?” ucap narasumber tersebut dengan nada kecewa.
Masyarakat berharap panitia seleksi dan instansi terkait dapat melakukan evaluasi terbuka dan objektif. Kepercayaan publik terhadap institusi penegak hukum, menurut mereka, tak boleh ternoda oleh proses seleksi yang tidak transparan.(Far)
🟦 Untuk berita terkini lainnya seputar Kaltim & sekitarnya:
🌐 netizenborneo.com
📱 Instagram & Threads: @netizen_neo
📩 Email Redaksi: netizen.neo@hotmail.com
📲 WhatsApp: 0896-4642-1855
