BALIKPAPAN – Keberadaan pasar basah atau pasar liar yang menjamur di sepanjang jalan protokol Kota Balikpapan menjadi sorotan serius dari Komisi II DPRD Balikpapan. Ketua Komisi II, Fauzi Adi Firmansyah, menyebut bahwa fenomena ini telah menimbulkan keluhan dari pedagang resmi yang berjualan di pasar tradisional.
“Pasar liar ini memicu persaingan tidak sehat dan menurunkan jumlah pembeli di dalam pasar resmi,” ujar Fauzi saat dikonfirmasi, Minggu (8/6/2025).
Menanggapi keluhan tersebut, Komisi II segera menjadwalkan koordinasi bersama Komisi I DPRD dan instansi terkait untuk membahas langkah penertiban secara menyeluruh.
Fauzi menegaskan bahwa proses penertiban tidak akan dilakukan secara mendadak atau sepihak, namun dengan pendekatan bertahap, mempertimbangkan dampak sosial dan sisi kemanusiaan.
“Kami akan koordinasikan dengan Komisi I untuk penertiban, tapi tentu dilakukan secara bertahap, tidak serta-merta digusur begitu saja,” tegasnya.
Penataan pasar liar dianggap krusial, tidak hanya untuk menjaga pendapatan pedagang resmi, tetapi juga demi menjaga ketertiban lalu lintas, kebersihan kota, serta kenyamanan ruang publik.
Komisi II juga berencana merekomendasikan langkah-langkah konkret dan teknis untuk penanganan jangka panjang. Zona aktivitas ekonomi akan diatur agar tetap berada pada tempat yang tepat dan tidak mengganggu keteraturan kota.(Far)
📌 Untuk liputan seputar ekonomi dan kebijakan kota:
📲 Instagram & Threads: @netizen_neo
📩 Email Redaksi: netizen.neo@hotmail.com
📞 WhatsApp Media Center: 0896-4642-1855
📘 Facebook: Netizen Borneo
