BALIKPAPAN – Sebuah video viral memperlihatkan seorang ibu memarahi anaknya. Anak tersebut gagal masuk sekolah negeri melalui SPMB 2025. Video ini memicu reaksi publik.
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Balikpapan langsung menindaklanjuti.
“Kami sudah kunjungi rumahnya di Kilometer 6,5 Balikpapan Utara. Kami edukasi orang tua dan lakukan asesmen kondisi keluarga,” kata Kepala DP3AKB, Heria Prisni, Jumat (11/7/2025).
Anak itu adalah anak kedua dari enam bersaudara. Ia sering membantu orang tuanya berjualan, sehingga sulit fokus belajar. Kakaknya bahkan sudah putus sekolah sejak usia 12 tahun.
“Anak ini masih punya semangat sekolah. Kami arahkan untuk lanjut melalui Sanggar Kegiatan Belajar (SKB),” tambah Heria.
Solusi Alternatif untuk Tetap Sekolah
DP3AKB menggandeng Dinas Sosial, Disdikbud, dan kader Puspaga. Mereka memberi pendampingan psikososial dan bantuan administrasi pendidikan.
Kepala Disdikbud Balikpapan, Irfan Taufik, menyebut pihaknya juga turun langsung.
“Kami datangi rumahnya bersama tim kelurahan dan SKB. Anak itu akhirnya setuju sekolah di SKB Balikpapan Utara,” ujarnya.
Irfan menjelaskan bahwa SKB adalah lembaga formal. Ijazahnya sah dan bisa digunakan untuk melanjutkan ke jenjang SMA atau sederajat.
“Ini solusi terbaik bagi anak-anak yang tidak bisa ikut sekolah reguler,” jelasnya.
Pemkot Jamin Hak Anak atas Pendidikan
DP3AKB dan Disdikbud sepakat untuk mencegah kasus serupa terulang. Mereka ingin setiap anak tetap mendapat akses pendidikan.
“Tak boleh ada anak di Balikpapan yang tertinggal sekolah hanya karena faktor ekonomi atau kurangnya pemahaman orang tua,” tegas Irfan.(Far)
📍 NETIZEN BORNEO – Suara Warga Kalimantan, Mata Hati Borneo
🌐 Website: www.netizenborneo.com
📱 Instagram & Threads: @netizen_neo
🎥 TikTok: @netizen__neo
📩 Email Redaksi: netizen.neo@hotmail.com
💬 WhatsApp Media Center: 0896-4642-1855
