
SAMARINDA – Aksi solidaritas mahasiswa di simpang empat Mal Lembuswana, Sabtu (12/7/2025), mendadak viral setelah Satpol PP Kota Samarinda membubarkan penggalangan dana yang ditujukan bagi korban kebakaran di Desa Long Hubung Ulu, Mahakam Ulu.
Mahasiswa dari berbagai organisasi seperti PMKRI Cabang Samarinda, KBMKMU, HIMAPASA, SEBATIK, dan mahasiswa asal Muara Badak berkumpul dengan misi kemanusiaan. Mereka menggalang dana setelah menerima kabar bahwa 10 rumah warga habis dilalap api.
“Duka mereka adalah duka kita bersama. Kami ingin membantu sebisanya,” ujar Ketua Organda KBMKMU di lokasi.
Namun, beberapa menit setelah aksi dimulai, petugas Satpol PP datang dan membubarkan kegiatan tersebut. Momen itu terekam kamera dan menyebar luas di media sosial, memicu pro-kontra dari warganet.
Satpol PP: Kami Jaga Keselamatan di Jalan Raya
Kepala Satpol PP Kota Samarinda, Anis Siswantini, menjelaskan bahwa pihaknya membubarkan aksi untuk menjaga keselamatan mahasiswa dan pengguna jalan.
“Mereka berdiri di bawah lampu merah saat lalu lintas padat menjelang magrib. Itu membahayakan,” kata Anis saat dikonfirmasi, Minggu (13/7/2025).
Anis menambahkan, perda Kota Samarinda melarang semua bentuk aktivitas di persimpangan jalan, termasuk aksi sosial yang menghentikan kendaraan. Ia menekankan bahwa penertiban ini tidak memandang siapa pelakunya.
“Kami tidak tebang pilih. Mahasiswa, PKL, atau ODGJ—semua akan kami tertibkan jika melanggar,” tegasnya.
Mahasiswa Menyayangkan Tindakan Pembubaran
Di sisi lain, mahasiswa menyayangkan langkah tegas Satpol PP. Nikolaus Yeblo, Ketua PMKRI Samarinda, menilai pembubaran itu mengabaikan semangat solidaritas.
“Kami bergerak atas dasar kemanusiaan. Ini bukan sekadar aksi, tapi bentuk kepedulian terhadap korban musibah,” ujarnya.
Reaksi Netizen: Terbelah Antara Kemanusiaan dan Ketertiban
Video pembubaran itu memicu perdebatan publik. Sebagian netizen mengkritik tindakan Satpol PP yang dianggap terlalu birokratis. Lainnya mendukung langkah tersebut demi menjaga kelancaran lalu lintas.
“Kami paham niat baiknya, tapi tetap harus mengikuti aturan. Jangan sampai aksi baik berubah jadi penyebab kecelakaan,” tulis akun @jalanaman.
“Aksi kemanusiaan harusnya dibantu, bukan dibubarkan. Pemerintah perlu fleksibel,” komentar akun @solidaritasborneo.
Ajak Salurkan Bantuan Melalui Jalur Aman
Di akhir penjelasannya, Anis menyarankan mahasiswa agar menggelar aksi sosial di lokasi yang tidak membahayakan dan tidak mengganggu arus lalu lintas. Ia juga mendorong masyarakat untuk menyalurkan donasi melalui jalur resmi seperti kelurahan, kecamatan, atau organisasi yang memiliki izin.
💬 Netizen Borneo Ajak Peduli Long Hubung
Netizen Borneo mendukung penuh semangat kemanusiaan para mahasiswa. Meski terjadi polemik di lapangan, bantuan kepada korban kebakaran tetap menjadi prioritas. Mari bantu warga Kampung Long Hubung melalui donasi resmi, komunitas mahasiswa, atau lembaga kemanusiaan yang terpercaya.(Riz)
📍 NETIZEN BORNEO – Suara Kalimantan, Suara Kita Semua
🌐 Website: www.netizenborneo.com
📲 IG & Threads: @netizen_neo
🎥 TikTok: @netizen__neo
📩 Email Redaksi: netizen.neo@hotmail.com
📱 WhatsApp Media: 0896-4642-1855