
BONTANG – Puluhan driver ojek online (ojol) yang tergabung dalam mitra aplikasi Grab memenuhi halaman Mie Gacoan Bontang, Sabtu (12/7/2025), guna menyampaikan aspirasi dan keresahan mereka terhadap kebijakan restoran yang dinilai merugikan driver.
Keluhan utama berasal dari tanggung jawab sepihak yang dibebankan kepada driver atas kesalahan atau kekurangan pesanan online. Bahkan, performa driver dalam aplikasi dikabarkan ikut terdampak jika terjadi kesalahan pada pesanan yang diantar.
“Kami ini hanya menunggu pesanan jadi, tidak ikut masak. Tapi kami yang disalahkan kalau makanan kurang atau kotor. Padahal semuanya sudah disegel,” ujar Adi, salah satu driver Grab.
Kebijakan Tanda Tangan dan Stempel Jadi Sorotan
Driver juga menyoroti sistem wajib tanda tangan dan stempel pada setiap pesanan, yang secara tidak langsung menyatakan bahwa semua tanggung jawab berada di pihak driver. Akibatnya, jika ada komplain dari pelanggan, akun driver bisa terkena penalti dan jumlah orderan yang masuk menjadi berkurang.
6 Tuntutan Resmi Driver Grab ke Mie Gacoan
Dalam pertemuan yang dilakukan antara perwakilan driver dan pihak manajemen Mie Gacoan, driver menyampaikan enam tuntutan sebagai berikut:
-
Pembatasan orderan maksimal 25 pesanan sebelum aplikasi ditutup sementara untuk menghindari penumpukan.
-
Peningkatan etika karyawan terhadap driver ojol.
-
Prioritaskan order ringan seperti minuman atau camilan agar bisa segera diantar.
-
Jika ada pesanan tertukar atau kurang, maka biaya dan tanggung jawab ada di pihak restoran.
-
Penerapan aturan yang adil bagi pengunjung dan driver, tanpa diskriminasi.
-
Penghapusan kewajiban tanda tangan dan stempel pada struk pesanan.
4 Tuntutan Disetujui, 2 Masih Dikaji
Driver bernama Andri, yang menjadi juru bicara dalam pertemuan, mengatakan bahwa poin 2 hingga 5 telah disetujui oleh pihak restoran.
“Untuk orderan yang salah atau tertukar, pihak Mie Gacoan sudah menyiapkan nomor kontak khusus yang bisa dihubungi langsung oleh driver maupun konsumen,” jelasnya.
Namun, untuk poin pertama dan keenam, pihak restoran meminta waktu 7 hari kerja untuk mempertimbangkan lebih lanjut.
“Mereka tidak bisa menahan orderan karena bisa kena SP dari pusat. Jadi solusi sementara hanya berupa nomor kontak komplain langsung,” sambung Andri.
Respons Warga dan Pelanggan
Aksi damai ini turut mendapat perhatian warga dan pelanggan yang tengah berada di lokasi. Sebagian mendukung perjuangan driver, mengingat pentingnya keadilan dan kejelasan tanggung jawab dalam ekosistem layanan pesan-antar online.(Yat)
📍 NETIZEN BORNEO – Suara Warga Kalimantan, Mata Hati Borneo
🌐 Website: www.netizenborneo.com
📲 Instagram & Threads: @netizen_neo
🎥 TikTok: @netizen__neo
📩 Email Redaksi: netizen.neo@hotmail.com
💬 WhatsApp Media Center: 0896-4642-1855