TARAKAN – Antrean panjang kembali terjadi di loket tiket pesawat Susi Air rute Tarakan–Long Bawan, Krayan, Kalimantan Utara. Warga perbatasan yang ingin kembali ke kampung halaman mengeluhkan betapa sulitnya mendapatkan tiket subsidi, bahkan setelah berkali-kali antre.
“Ini sudah kelima kalinya saya antre. Tetap nggak dapat tiket,” keluh Anderias, warga Long Midan, Krayan, saat ditemui di lokasi, Kamis (7/8/2025).
Anderias datang ke Tarakan untuk berobat. Namun untuk pulang, ia terjebak dalam antrean yang terus membludak, bersaing dengan ratusan warga lain dari wilayah perbatasan.
Antrean Mengular, Tiket Terbatas, Harapan Masyarakat Terabaikan
Setiap kali loket dibuka, warga berdesakan dan berebut kuota. Tiket sangat terbatas, sementara kebutuhan warga makin tinggi. Penyebab utamanya adalah:
-
Minimnya jadwal penerbangan
-
Keterbatasan armada
-
Belum adanya maskapai alternatif
“Semoga pemerintah bisa melihat langsung kondisi kami di perbatasan,” kata Anderias. “Minimal tambahlah frekuensi penerbangan atau maskapai lain yang bisa masuk ke Krayan.”
Pesawat Jadi Satu-satunya Akses Warga Perbatasan
Masalah transportasi udara bukan hal baru bagi warga Krayan dan sekitarnya. Jalan darat belum tembus. Jika pun ada, akses ekstrem dan biaya mahal membuat pesawat tetap jadi satu-satunya pilihan.
Sayangnya, belum ada pernyataan resmi dari Pemda atau pihak maskapai terkait penambahan jadwal atau solusi atas persoalan ini.
Perbatasan Butuh Perhatian Serius, Bukan Janji Musiman
Krayan dan wilayah pedalaman lainnya di Kalimantan Utara adalah beranda terluar NKRI. Namun hingga kini, warga masih harus berjuang berbulan-bulan hanya untuk pulang ke kampung sendiri.
“Kami ini bukan minta gratis. Cuma minta dipermudah akses,” ujar salah satu warga yang gagal mendapat tiket.(Yun)
📍 NETIZEN BORNEO — Suara Warga Kalimantan, Mata Hati Borneo
🌐 Website: www.netizenborneo.com
📱 IG & Threads: @netizen_neo
🎥 TikTok: @netizen__neo
📞 WA Redaksi: 0896-4642-1855
✉️ Email: netizen.neo@hotmail.com
